JASA PEMASANGAN DAN GROUNDING SYSTEM
.Grounding System / Pembumian
Grounding system atau pembumian adalah benda logam yang di tanam dalam tanah berfungsi sebagai pelepasan muatan listrik, tanah atau bumi adalah sebuah masa yang bersifat netral dan memiliki volume yang luar biasa besar sehingga mampu untuk menyerap dan menetralkan muatan listrik sebesar apapun. Tingkat kehandalan sebuah grounding ada di nilai konduktifitas logam terhadap tanah yang ditancapinya, semakin konduktif tanah terhadap benda logam maka semakin baik. kelayakan Grounding / Pembumian harus bisa mendapatkan nilai Tahanan sebaran Maksimal 5 Ohm (bila bibawah 5 Ohm lebih baik) dengan menggunakan Ohm Meter khusus (Eart Tester Meter). Untuk mendapatkan nilai tahanan sebaran grounding dibawah 5 ohm tidak semua areal bisa dengan mudah memenuhi nilai grounding yang diinginkan, tergantung oleh berbagai macam faktor yang mempengaruhinya misal :
Kadar Air
Bila air tanah dangkal / penghujan maka nilai tahanan sebaran mudah didapatkan sebab sela sela tanah mengandung cukup air bahkan berlebih, sehingga konduktifitas tanah akan semakin baik.
Mineral / Garam
Kandungan mineral tanah sangat mempengaruhi tahanan karena semakin berlogam dan bermineral tinggi maka tanah semakin mudah menghantarkan listrik, daerah pantai kebanyakan memenuhi ciri khas kandungan mineral dan garan tinggi sehingga, tanah sekitar pantai akan jauh lebih mudah untuk mendapatkan tahanan tanah yang rendah.
Keasaman
Semakin asam PH tanah maka arus listrik semakin mudah menghantarkan dan berlaku sebaliknya PH tanah Tinggi (basa) maka listrik juga sulit mengalir. Ciri tanah dengan PH Tinggi (basa) biasanya berwarna terang misalnya Bukit Kapur.
Tekstur tanah
Untuk daerah yang bertekstur pasir dan porous akan sulit untuk mendapatkan tahanan sebaran yang baik karena untuk jenis tanah ini air dan mineral akan mudah hanyut dan tanah mudah kering.
Melihat karakteristik tanah sebagaimana di atas maka ada berbagai teknis pembuatan grounding yang bisa dipakai :
Single Rod Grounding
Ground yang hanya terdiri dari satu buah titik penancapa stik Rod arus pelepas di dalam tanah dengan kedalaman tertentu (misal. 3 mtr). untuk daerah yang memiliki karakteristik tanah yang konduktif tentu mudah untuk didapatkan tahanan sebaran tanah dibawah 5 ohm hanya dengan satu buah rod.
Paralel Rod Grounding
Grounding system Paralel menjadi tindakan alternatif bila sistem single masih mendapatkan hasil yang kurang baik ( diatas 5 Ohm ) maka perlu ditambahkan stick arus pelepas dengan minimal jarak antar stick 2 meter dari ground sebelumnya dan di sambung ke ground baru disebelahnya, hal ini dilakukan berulang sampai menghasilkan nilai tahanan tanah yang diinginkan ( dibawah 5 Ohm )
Multi Grounding System
Bila didapati kondisi tanah yang memiliki ciri
1. kering/air tanah dalam
2. kandungan logam sedikit
3. Basa (berkapur)
4. Pasir dan Porous.
Maka penggunaan 2 cara diatas akan susah dan bisa gagal untuk mendapatkan resistansi kecil, maka teknis yang digunakan dengan cara penggantian tanah dengan tanah yang mempunyai sifat menyimpan air atau tanah yang kandunga mineral garam dapat menghantar listrik dengan baik, pada daerah titik logam rod ground yang di tancapkan dan di kisaran kabel penghubung antar ground nya. Tanah Humus, Tanah dari kotoran Ternak, Tanah Liat Sawah cukup bisa memenuhi standart hantar tanah yang baik.
Caranya :
Letak titik rod di bor dengan lebar kisaran 2 inchi atau lebih , kemudian di isi dengan Tanah Humus sampai penuh kemudian di isi air kemudian rod ground di masukkan. Parit penghubung antar rod ground yang sudah terpasang kabel penghubung ( BC ) di tanam kembali dengan tanah Humus.
Cara Kerja :
Saat muatan listrik negatif di bagian bawah awan sudah tercukupi, maka muatan listrik positif di tanah akan segera tertarik. Muatan listrik kemudian segera merambat naik melalui kabel konduktor , menuju ke ujung batang penangkal petir. Ketika muatan listrik negatif berada cukup dekat di atas atap, daya tarik menarik antara kedua muatan semakin kuat, muatan positif di ujung-ujung penangkal petir tertarik ke arah muatan negatif. Pertemuan kedua muatan menghasilkan aliran listrik. Aliran listrik itu akan mengalir ke dalam tanah, melalui kabel konduktor, dengan demikian sambaran petir tidak mengenai bangunan. Tetapi sambaran petir dapat merambat ke dalam bangunan melalui kawat jaringan listrik dan bahayanya dapat merusak alat-alat elektronik di bangunan yang terhubung ke jaringan listrik itu, selain itu juga dapat menyebabkan kebakaran atau ledakan. Untuk mencegah kerusakan akibat jaringan listrik tersambar petir, biasanya di dalam bangunan dipasangi alat yang disebut penstabil arus listrik (surge arrester).
Pemasangan penangkal petir sangat dibutuhkan untuk pengamanan adanya sambaran petir tunggu apalagi lindungi bangunan dan aset anda dari sambaran petir misalnya : Rumah, Gedung, Perumahan, Cluster, Pabrik, Golf, Pergudangan, Pertambangan, Tower, DLL yang berada di wilayah tropis rawan petir dan curah hujan tinggi seperti di Indonesia.
.Grounding System / Pembumian
Grounding system atau pembumian adalah benda logam yang di tanam dalam tanah berfungsi sebagai pelepasan muatan listrik, tanah atau bumi adalah sebuah masa yang bersifat netral dan memiliki volume yang luar biasa besar sehingga mampu untuk menyerap dan menetralkan muatan listrik sebesar apapun. Tingkat kehandalan sebuah grounding ada di nilai konduktifitas logam terhadap tanah yang ditancapinya, semakin konduktif tanah terhadap benda logam maka semakin baik. kelayakan Grounding / Pembumian harus bisa mendapatkan nilai Tahanan sebaran Maksimal 5 Ohm (bila bibawah 5 Ohm lebih baik) dengan menggunakan Ohm Meter khusus (Eart Tester Meter). Untuk mendapatkan nilai tahanan sebaran grounding dibawah 5 ohm tidak semua areal bisa dengan mudah memenuhi nilai grounding yang diinginkan, tergantung oleh berbagai macam faktor yang mempengaruhinya misal :
Kadar Air
Bila air tanah dangkal / penghujan maka nilai tahanan sebaran mudah didapatkan sebab sela sela tanah mengandung cukup air bahkan berlebih, sehingga konduktifitas tanah akan semakin baik.
Mineral / Garam
Kandungan mineral tanah sangat mempengaruhi tahanan karena semakin berlogam dan bermineral tinggi maka tanah semakin mudah menghantarkan listrik, daerah pantai kebanyakan memenuhi ciri khas kandungan mineral dan garan tinggi sehingga, tanah sekitar pantai akan jauh lebih mudah untuk mendapatkan tahanan tanah yang rendah.
Keasaman
Semakin asam PH tanah maka arus listrik semakin mudah menghantarkan dan berlaku sebaliknya PH tanah Tinggi (basa) maka listrik juga sulit mengalir. Ciri tanah dengan PH Tinggi (basa) biasanya berwarna terang misalnya Bukit Kapur.
Tekstur tanah
Untuk daerah yang bertekstur pasir dan porous akan sulit untuk mendapatkan tahanan sebaran yang baik karena untuk jenis tanah ini air dan mineral akan mudah hanyut dan tanah mudah kering.
Melihat karakteristik tanah sebagaimana di atas maka ada berbagai teknis pembuatan grounding yang bisa dipakai :
Single Rod Grounding
Ground yang hanya terdiri dari satu buah titik penancapa stik Rod arus pelepas di dalam tanah dengan kedalaman tertentu (misal. 3 mtr). untuk daerah yang memiliki karakteristik tanah yang konduktif tentu mudah untuk didapatkan tahanan sebaran tanah dibawah 5 ohm hanya dengan satu buah rod.
Paralel Rod Grounding
Grounding system Paralel menjadi tindakan alternatif bila sistem single masih mendapatkan hasil yang kurang baik ( diatas 5 Ohm ) maka perlu ditambahkan stick arus pelepas dengan minimal jarak antar stick 2 meter dari ground sebelumnya dan di sambung ke ground baru disebelahnya, hal ini dilakukan berulang sampai menghasilkan nilai tahanan tanah yang diinginkan ( dibawah 5 Ohm )
Multi Grounding System
Bila didapati kondisi tanah yang memiliki ciri
1. kering/air tanah dalam
2. kandungan logam sedikit
3. Basa (berkapur)
4. Pasir dan Porous.
Maka penggunaan 2 cara diatas akan susah dan bisa gagal untuk mendapatkan resistansi kecil, maka teknis yang digunakan dengan cara penggantian tanah dengan tanah yang mempunyai sifat menyimpan air atau tanah yang kandunga mineral garam dapat menghantar listrik dengan baik, pada daerah titik logam rod ground yang di tancapkan dan di kisaran kabel penghubung antar ground nya. Tanah Humus, Tanah dari kotoran Ternak, Tanah Liat Sawah cukup bisa memenuhi standart hantar tanah yang baik.
Caranya :
Letak titik rod di bor dengan lebar kisaran 2 inchi atau lebih , kemudian di isi dengan Tanah Humus sampai penuh kemudian di isi air kemudian rod ground di masukkan. Parit penghubung antar rod ground yang sudah terpasang kabel penghubung ( BC ) di tanam kembali dengan tanah Humus.
Cara Kerja :
Saat muatan listrik negatif di bagian bawah awan sudah tercukupi, maka muatan listrik positif di tanah akan segera tertarik. Muatan listrik kemudian segera merambat naik melalui kabel konduktor , menuju ke ujung batang penangkal petir. Ketika muatan listrik negatif berada cukup dekat di atas atap, daya tarik menarik antara kedua muatan semakin kuat, muatan positif di ujung-ujung penangkal petir tertarik ke arah muatan negatif. Pertemuan kedua muatan menghasilkan aliran listrik. Aliran listrik itu akan mengalir ke dalam tanah, melalui kabel konduktor, dengan demikian sambaran petir tidak mengenai bangunan. Tetapi sambaran petir dapat merambat ke dalam bangunan melalui kawat jaringan listrik dan bahayanya dapat merusak alat-alat elektronik di bangunan yang terhubung ke jaringan listrik itu, selain itu juga dapat menyebabkan kebakaran atau ledakan. Untuk mencegah kerusakan akibat jaringan listrik tersambar petir, biasanya di dalam bangunan dipasangi alat yang disebut penstabil arus listrik (surge arrester).
Pemasangan penangkal petir sangat dibutuhkan untuk pengamanan adanya sambaran petir tunggu apalagi lindungi bangunan dan aset anda dari sambaran petir misalnya : Rumah, Gedung, Perumahan, Cluster, Pabrik, Golf, Pergudangan, Pertambangan, Tower, DLL yang berada di wilayah tropis rawan petir dan curah hujan tinggi seperti di Indonesia.